Friday, January 20

sayang

syukur aku memilikimu
kubangun harapan satu demi satu
tapi kau runtuhkan dengan seujung kuku
kau hancurkan milikku, miliknya, milik kami
kau bermain api, sayang

ku coba menyusun puing puing yang tersisa
meskipun tidak sempurna
tidak apa apa

sayang, tidakkah kau puas?
kau datang penuh debu
nafasmu memburu
matamu ingin menerkamku
Tuhan, aku ingin mengadu

tubuh mungil itu bergetar
tetesan air mata menatapmu nanar
sengaja kau menghindar
kau memang tidak sadar

luka ini terlalu parah
kau? masih kehilangan arah
sudahlah, nanti tuhan marah
karena ia sadar,
siapa yang salah
dan siapa yang mengalah



tertawalah sayang
hidup masih panjang

No comments:

Post a Comment